Title: Batas
Genre: Angst
Rating: K
Fiction Type: Oneshot
Language: Bahasa Indonesia
Author: Shou Toshiro
Disclaimer: everything in this fic © Shou Toshiro
Batas
Berhadapan dengan langit yang berwarna persik dengan gradasi oranye, aku menarik konklusi bahwa jingga belum memutuskan untuk tidur.
“Hei.” Suaramu dan suara angin beradu, memperebutkan mana yang lebih dulu sampai di telingaku - oh, suaramu tentu sampai lebih dulu. Sayang sekali, Tuan Angin.
“Apa?” Aku menyahutimu.
“Aku akan belajar di Denmark tahun depan.”
“Kenapa?”
“Memang harus begitu.” Kamu tertawa sambil terus menujukan pandanganmu ke arah jalanan yang ramai akan kendaraan berlalu-lalang, padahal aku bertanya serius.
“Kenapa?” Kuulangi pertanyaanku yang sebelumnya, mengharapkan jawaban yang definitif.
“Memangnya sampai kapan kita mau terus bersama?” Kamu berbalik bertanya padaku. Aku terdiam, tak dapat menjawabnya.
Saat aku sampai di rumah, kuulangi lagi pertanyaanmu di dalam benakku. Berenang, menyelam lebih dalam, dan makin dalam. Menghabiskan seluruh tenaga otakku untuk berpikir, berusaha untuk mencari jawaban darinya. Nihil.
Sudah juga ia bertanya ke beberapa jawaban yang lewat dalam otakku, namun hasilnya tetaplah nihil.
None. Nihil. Tak ada.
Pada akhirnya, setelah aku menyelam di museum memori, aku teringat bahwa kita hanyalah sebatas teman.
Ya, teman. Tak kurang, tak lebih.
—
A/N: Terinspirasi lagu scene oleh keeno yang dinyanyikan Hatsune Miku.
Genre: Angst
Rating: K
Fiction Type: Oneshot
Language: Bahasa Indonesia
Author: Shou Toshiro
Disclaimer: everything in this fic © Shou Toshiro
Batas
Berhadapan dengan langit yang berwarna persik dengan gradasi oranye, aku menarik konklusi bahwa jingga belum memutuskan untuk tidur.
“Hei.” Suaramu dan suara angin beradu, memperebutkan mana yang lebih dulu sampai di telingaku - oh, suaramu tentu sampai lebih dulu. Sayang sekali, Tuan Angin.
“Apa?” Aku menyahutimu.
“Aku akan belajar di Denmark tahun depan.”
“Kenapa?”
“Memang harus begitu.” Kamu tertawa sambil terus menujukan pandanganmu ke arah jalanan yang ramai akan kendaraan berlalu-lalang, padahal aku bertanya serius.
“Kenapa?” Kuulangi pertanyaanku yang sebelumnya, mengharapkan jawaban yang definitif.
“Memangnya sampai kapan kita mau terus bersama?” Kamu berbalik bertanya padaku. Aku terdiam, tak dapat menjawabnya.
Saat aku sampai di rumah, kuulangi lagi pertanyaanmu di dalam benakku. Berenang, menyelam lebih dalam, dan makin dalam. Menghabiskan seluruh tenaga otakku untuk berpikir, berusaha untuk mencari jawaban darinya. Nihil.
Sudah juga ia bertanya ke beberapa jawaban yang lewat dalam otakku, namun hasilnya tetaplah nihil.
None. Nihil. Tak ada.
Pada akhirnya, setelah aku menyelam di museum memori, aku teringat bahwa kita hanyalah sebatas teman.
Ya, teman. Tak kurang, tak lebih.
—
A/N: Terinspirasi lagu scene oleh keeno yang dinyanyikan Hatsune Miku.